IPS

KEADAAN ALAM
Geografi
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan negara dengan populasi terbanyak nomor empat di dunia. Terdiri dari lima pulau besar dan 30 kepulauan kecil, jumlah keseluruhan mencapai 17.508 pulau dengan 6000 di antaranya telah dihuni. Terbentang sepanjang 5.150 km di antara benua australia dan asia serta membelah samudera hindia dan pasifik di bawah garis kathulistiwa. Nama Indonesia adalah campuran dua kata yunani: ?Indos? berarti Indian dan ?Nesos? berarti kepulauan. Lima pulau-pulau terbesar adalah Kalimantan atau lebih tepat dikatan dua pertiga pulau Borneo (539.450 km?), Sumatera (473.606 km?), Papua, yang setengahnya adalah bagian dari New Guniea (421.952 km?), Sulawesi (189.035 km?) serta jawa dan madura (132.035 km?). Sebagai sebuah republik yang demokratis, Indonesia terbagi menjadi 32 Provinsi dan daerah otonomi khusus serta secara geografis dapat dipilah menjadi 4 kelompok. Pertama adalah sunda besar, meliputi pulau-pulau besar seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Kedua adalah sunda kecil meliputi pulau-pulau kecil dari bali hingga (arah timur) Timor. Ketiga adalah Maluku termasuk juga semua pulau di antara Papua dan Sulawesi. Kelompok ke empat adalah papua yang terletak di ujung paling timur negara kesatuan republik Indonesia. Posisi ynag strategis dari kepulauan serta sejarah Indonesia, baik politik maupun ekonomi telah dikondisikan sedemikan rupa oleh letak geografisnya.
Iklim
Bagian terpenting dari negara ini ditentukan oleh dalam batas rantai hujan gari kathulistiwa. Hal ini memiliki karakter sebuah iklim tropis. Posisi georafis juga menjadikan Indonesia menjadi sebuah kepulauan yang sebagian pulau kecilnya dikelilingi oleh lautan. Hal tersebut juga memungkinkan sebuah sirkulasi udara yang aktiv. Hasilnya, iklim yang ada tidak terlalu berbeda dengan daerah kathulistiwa lainnya di samudera-samudera lainnya di seluruh dunia. Hujan melimpah, temperatur dan kelembaban yang tinggi menjadi iklim rata-rata daerah Indonesia. Rata-rata temperatur terendah adalah 18 derajat celcius. Lebih lanjut lagi kedekatan dengan benua asia dan australia memberikan kepulauan indonesia krakteristik asia yang menjadi alternativ sesuai dengan musimnya. Perdagangan dan angin musim hujan datang dari samudera hindia dan pasifik menyifatkan karakter iklim tropis.
Di Indonesia berlaku hanya dua musim cuaca, musim kering dan basah, atau disebut juga musim hujan. Di sebagian daerah, musim hujan turun dari bulan desember hingga maret sedangkan musim kering dari bulan mei hingga oktober, dengan priode transisi yang dikarakteristikkan oleh pergantian angin dan cuaca yang berubah-ubah pada bulan-bulan maret hingga mei dan september hingga november. Periode transisi di antara dua musim ini menjadikan silih bergantinya hari dengan sinar matahari penuh dan hujan-hujan selingan. Bahkan pada pertengahan musim hujan temperatur berkisar 21 derajat celcius (70 derajat farenheit) hingga 33 derajat celcius (90 derajat fahrenheit), kecuali daerah yang berada di lintang atas bisa lebih dingin. Hujan terlebat menurut catatan terjadi pada bulan Desember dan Januari setiap tahunnya.
Fauna & Flora
Fauna
Kepulauan Indonesia letaknya menjadi satu dari batas geografis penyebaran hewan yang paling luar biasa di dunia, merujuk balik ke zaman es ketika banjir besar melanda dunia. Pada zaman es, Jawa, Sumatera Kan kalimantan terletak pada dataran Sunda serta menyatu dengan lainnya ke dataran benua Asia, sedangkan Papua dan benua Australia terletak pada sahul tersendiri pada zaman tersebut. Segresi geografis tersebut menjelaskan mengapa beberapa spesies fauna purba ditemukan di Jawa, Sumatera dan Kalimantan sama sekali berbeda dengan yang berada di Papua. Sama seperti juga beberapa binatang liar yag ada di Papua tidak ditemukan di daerah lain.
Daerah di antara dua patahan (Maluku, Sulawesi, dan kepulauan Sunda kecil) mempunyai jenis kekayaan fauna yang unik. Bagian terbesar dari fauna daerah tidak ditemukan di Sulwesi, meskipun hanya berjarak 50 km dari kalimantan menyeberang selat makasar, dan pulau-pulau, seperti Seram dan Halmahera, yang terdekat dengan papua sebagian besar tidak memiliki fauna. Hal ini disebabkan hadirnya sebuah selat yang dalam antara Kalimantan dan Sulawesi serta dalamnya laut Banda sehingga kelompok pulau-pulau tidak pernah saling berhubungan satu sama lainnya pada zaman es. Para ilmuwan menggambarkan situasi ini ke dalam tiga era fauna: Wallace ( era pergeseran dari selatan menuju utara lewat selat Lombok dan Makasar, berakhir hingga tenggara Filipina), Weber (era pergeseran dan melewati lautan antara Maluku dan Sulawesi) dan Lydekker (era pergeseran daerah tepi sahul , yang menyusuri perbatasan barat Papua dan benua Australia)- meskipun sebagian dari mereka lebih suka mengkarakteristikkanya daerah tersebut sebagai sebagai ?subtractible transition zone?.
Informasi yang diperoleh dari catatan paleontology menyatakan bahwa jumlah spesies ynag diketahui pada hari ini lebih sedikit dari masa lalu. Punahnya sebagian spesies binatang tersebut kemungkinan terjadi karena kelaziman proses ekologi dan proses evolusi terkait dengan berbagai faktor kenaikan batas air laut, perubahan iklim dan habitat. Sebagai contoh, di Jawa, setidaknya lebih dari 75 spesies mamalia yang diketahui sebagai fosil, 35 telah punah, 20 masih selamat dan 20 lainnya punah di jawa akan tetapi masih ditemukan di tempat lain di asia. Proses kepunahan binatang di pulau jawa pada akhir-akhir ini terkait dengan pengaruh manusia terhadap ekosistem yang ada.
Orang utan (pongo pygemaeus), ditemukan hanya di Sumatera dan Kalimantan, sangat bergantung sekali terhadap habitat hutan asalnya. Oleh sebab itu untuk melindungi habitat mereka, Indonesia bekerjasama dengan World Wildlife Fund (WWF) telah mendirikan Proyek ?Rehabilitasi Orang Utan? di kawasan Bahorok dan Tanjung Puting, khususnya di Sumatera dan Kalimantan, untuk melatih kembali orang utan yang pernah tertangkap agar bisa kembali hidup di alam bebas.
Komodo (Varanus komoensis) adalah kadal terbesar di dunia, mencapai panjang hingga 2 dan 3 meter, berasal dari kelompok cara satwa komodo, melingkupi pulau komodo, padar dan rinca, di timur pulau jawa, di bagian pantai barat pulau flores.
Dikarenakan terisloasi secara geografis dari daratan lain selama jangka waktu yang cukup lama bila dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya, Sulawesi memiliki kelompok fauna yang unik melingkupi spesies endemi dan variasinya. Babirusa (Babyroussa) dan anoa, banteng kecil yang menghuni hutan masuk ke dalam binatang endemi sulawesi yang menarik. Binatang endemi mamalia sulawesi lainnya yang menarik
adalah musang besar (Macrogalidia musschenbroeki), musang terbesar di antara musang lainnya, kelompok spesies tarsier (Tarsius spectrum) dan bentuk lainnya dari makau sulawesi (Cynopithecus niger).
Di antara banyaknya spesies burung di Sulawesi, dua spesies burung megapode, unggas maleo dan shrubhen sulawesi adalah yang sangat menarik. Daerah papua dan maluku sangat kaya dengan aneka ragam burung berwarna, mulai dari kasuari bersuara indah yang tidak terbang (casuarius) hingga burung-burung berbulu bersinar dari keluarga burung Paradiseidae dan Ptilinorhynhidae (kesemuanya lebih dari 40 spesies) serta sejumlah keluarga burung beo
Anggota lainnya dari fauna timur adalah burung enggang keluarga Bucerotidae, yang terkenal karena keindahan paruh dengan kaki yang kurus, gajah (elephas indicus), menjelajahi hutan-hutan kalimantan dan sumatera, harimau sumatera (panthera tigris sumatrae), serta sejumlah kecil harimau jawa (panthera tigris sondaica) yang tersisa macaquel mentawai dan monyet mentawai (macoca pagensis dan prebystis potenziani) hanya ditemukan di pulau mentawai, di sebelah barat pantai sumatera, sejumlah kecil badak bercula satu (rhinoceros sondaicus) hanya ditemukan di cagar alam ujung kulon, jawa barat.
Selain itu semua masih banyak hewan menarik lainnya, seperti banteng (boss javanicus), kanguru pohon (dorcopsis mulleri) dari papua, lumba-lumba air tawar (orcaella brevirostris) dari sungai mahakam di kalimantan dan monyet proboscis yang juga dari kalimantan. Sebagai tambahan masih banyak variasi menawan lainnya dari jenis burung seperti bangau, pekakak, elang, rajawali, dan banyak lainnya, ribuan spesies serangga, kura-kura darat serta berbagai macam jenis lainnya dari kadal dan ular, berikut spesies eksotis dari ikan, udang, kerang dan macam araga binatang air lainnya yang hidup baik di air tawar maupun asin.
Flora

Indonesia terletak ke dalam wilayah tumbuhan melanesia, meliputi semenanjung selatan Malaysia, kepulauan Indonesia, Filipina serta seluruh Papua New Guinea dan Papua kecuali pulau Salomon. Sebagian besar wilayah Melanesian tertutupi oleh tumbuhan hujan tropis yang lebat dan subur, lahan yang senantiasa basah ini memiliki sejumlah besar spesies pepohonan yang meliputi epiphytes, saprophytes dan lianas. Karakteristik tersebut dan sejumlah besar spesies genus serta spesies endemic dalam wilayah ini menjadikan kekayaan flora Indonesia menjadi sangat berbeda dengan daratan benua tetangga di Asia dan Australia, begitu juga dengan flora daerah tropis lainnya dari belahan dunia yang lain. Kekayaan wilayah melanesia diwakili sebagian besar oleh bagian yang dimiliki Indonesia, tergambar dari hunian bagi hampir 40.000 spesies tumbuhan, atau sekitar 10-12 % dari jumlah perkiraan spesies tumbuhan di seluruh dunia.
Dengan ketinggian 1000 m, pengembangan yang lebih baik dari apa yang termasuk ke dalam kelompok temperatur normal dapat dilihat seperti adanya rosaceae, lauraceae, fogaceae dll. Di dataran yang lebih tinggi, ditemukan hutan elfin atau lumut dan tumbuh-tumbuhan alpen, akan tetapi jika dibandingkan hal ini menjadi tidak signifikan karena sebagian besar bagian Indonesia adalah lahan yang berada di dataran rendah.
Seperti yang diharapkan, kekayaan flora Indonesia mengandung banyak tumbuhan tropis yang unik, contohnya rafflesia arnoldi, yang hanya ditemukan di beberapa tempat di Sumatera, termasuk bunga terbesar di dunia; tanaman parasit ini tumbuh pada tanaman
tertentu akan tetapi tidak memproduksi daun. Dari daerah yang sama di Sumatera terdapat juga tumbuhan lainnya yang besar, Amorphoplalus titanium, dengan tampilannya yang sangat besar. Tanaman pemakan serangga (nepenthea Spp) memiliki beberapa spesies yang berbeda dari daerah lainnya di barat Indonesia. Anggrek myrad yang ditemukan di Indonesia sangat kaya akan bentuk dan ukurannya, termasuk sebagai anggrek terbesar, angrek macan grammatophyllum speciosum, hingga yang spesies terkecil dan mungil taeniophyllum yang digunakan masyarakat setempat sebagai makanan dan kerajinan tangan. Lahan tanah di Indonesia sangat kaya akan air sehingga memungkinkan tumbuhnya jamur seperti grow lux horsehair blight, spesies luminescent, mould jelanga dan jamur hitam.
Lebih jauh lagi, flora yang ada menjadikan tanaman indonesia sangat berlimpah pada spesies kayu. Keluarga dpterocarp sangat terkenal di dunia sebagai sumber utama kayu (meranti) sebagaimana resin dan sayuran gemuk, tengkawang atau kacang illipe. Ramin, jenis kayu berharga untuk perabotan, termasuk dari spesies ganystylus, sementara kayu sandal, eboni, ulin dan kayu palembang diambil langsung dari hutan. Selain itu, Indonesia juga dikenal akan kayu jati, sebuah produk dari hutan buatan di jawa.
Memandang kekayaan flora Indonesia tidak mengagetkan jika masyarakat Indonesia sangat bergantung sekali dari sumber daya alam yang ada untuk mendukung kehidupan mereka sehari-hari. Diperkirakan ada 6000 spesies tanaman Indonesia yang langsung digunakan oleh masyarakat setempat. Ciri khas di era modern ini mungkin adalah penggunaan tumbuhan sebagai sumber bahan baku mentah ramuan obat tradisional (Jamu) serta untuk keperluan perayaan, adat-istiadat dan tradisi.

EKONOMI

Perdagangan internasional



Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong

SEJARAH

MANUSIA PURBA DI INDONESIA

6 September 2009
by history1978

Penelitian manusia purba di Indonesia dilakukan oleh :
1. Eugena Dobois,

001-duboisDia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung.
• Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju)
• Fosil lain yang ditemukan adalah :
Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, H erectus 17Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, tahun 1891. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.
• Pithecanthropus Majokertensis, ditemukan di daerah Mojokerto
• Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di daerah Solo

Peta Penemuan Fosil Manusia Purba di Jawa Tengah – Jawa Timur

1. Sangiran
2 . Sambungmacan
3 . Sonde
4 . Trinil
5 . Ngandong
7
. Kedung Brubus
8 .
Kalibeng
9 . Kabuh
10 . Pucangan
11 . Mojokerto (Jetis-Perning)

2. G.H.R Von Koeningswald

18a0e961486c7f4cHasil penemuannya adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, 1_Meganthropus_PalaeojavanicusMojokerto. Tahun 1937 – 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.
3. Penemuan lain tentang manusia Purba :
Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).
4. Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.
Fosil Manusia Purba yang ditemukan di Asia, Eropa, dan Australia adalah :
• Semuanya jenis Homo yang sudah maju : Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), dan Cina.
• Fosil yang ditemukan di Cina oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis.
• Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo Neaderthalensis.
• Menurut Dubois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid.
Jenis-jenis Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia ada tiga jenis :
1. Meganthropus
2. Pithecanthropus
3. Homo

Jenis manusia Purba Pithecanthropus
Ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia :
1. Ciri Meganthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Badannya tegak
• Hidup mengumpulkan makanan
• Makanannya tumbuhan
• Rahangnya kuat
2. Ciri Pithecanthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Hidup berkelompok
• Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
• Mengumpulkan makanan dan berburu
• Makanannya daging dan tumbuhan
3. Ciri jenis Homo :
• Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu
• Muka dan hidung lebar
• Dahi masih menonjol
• Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya


CORAK KEHIDUPAN PRASEJARAH INDONESIA DAN HASIL BUDAYANYA
Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :
• Bentuk budaya yang bersifat Spiritual
• Bentuk budaya yang bersifat Material
i. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :
Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris
Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang.
ii. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :
Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan
Bersifat Sedenter (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
iii. Sistem bercocok tanam/pertanian
• Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam
• Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah
• Sistem huma untuk menanam padi
• Belum dikenal sistem pemupukan
iv. Pelayaran
Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)
v. Bahasa
• Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
• Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa.

jenis fosil manusia purba Indonesia:

01. Meganthropus Paleojavanicus (Sangiran).
02. Pithecanthropus Robustus (Trinil).manusia-purba
03. Pithecanthropus Erectus (Homo Erectus) (Trinil).
04. Pithecanthropus Dubius (Jetis).
05. Pithecanthropus Mojokertensis (Perning).
06. Homo Javanensis (Sambung Macan).
07. Homo Soloensis (Ngandong).
08. Homo Sapiens Archaic.
09. Homo Sapiens Neandertahlman Asia.
10. Homo Sapiens Wajakensis (Tulungagung)
11. Homo Modernman.

Peta Persebaran Homo Erectus

abcs